Terdapat banyak alternatif untuk meningkatkan PAD, sehingga perekonomian rakyat dapat meningkat yang berkorelasi dengan kebutuhan tenaga kerja yang semakin banyak. Setidaknya, pemikiran , Ginta Wiryasenjaya, Wakil Ketua Umum Kadinda Lampung memunculkan perlu adanya penataan sektor transfortasi yang lebih optimal, disamping penataan pula di sektor pendidikan, pertanian, industri dan akselerasi investor. Hal itu diungkapkannya dalam Seminar yang digagas oleh STIE Umitra bekerja sama dengan DPD RI, yang mengambil tema : “Lampung, Beranda Sumatera termiskin ke-3, Apa Solusi?”, (12/08/2016).
Menurut Ginta di Lampung saat ini sudah diperlukan adanya tol sungai, optimalisasi pemanfaatan sungai sebagai transfortasi alternatif, dan sebagai cadangan air strategis.” Hal itu bertujuan mendekatkan jalur transfortasi dengan tempat produksi,” ujarnya.
Menurut Ginta, jalur Way Tuba, Way Besai sampai dengan Dente Teladas bisa diotimalkan sebagai tol sungai. Agar mempermudah transfortasi dari hasil produksi yang ada, melihat kondisi sekarang meski banyak produksi namun transfortasi yang dikeluarkan petani juga mahal.
Di sisi lain, dia melihat, peningkatan status Bandara Branti menjadi bandara internasional sangat memicu inflasi daerah, dan ia juga mengusulkan ke pengambil kebijakan agar diadakan pembanguan bandara embarkasi haji di Way Kanan (Lanudad Gatot Subroto).
Sementara itu, Dr. H. Andi Surya, senator DPD RI yang juga Ketua Yayasan Mitra Lampung dalam kata pengantar seminar menyebutkan, seminar ini bertujuan menelaah dan mencari solusi atas meningkatnya angka kemiskinan di Lampung yang menyebabkan Lampung menjadi provinsi termiskin ke 3 di Sumatera.
Miskin sesungguhya sudah biasa, menurut dia, karena 15 tahun terakhir kita memang berada level 3 besar miskin di Sumatera. Baru tahun kemarin Lampung beringsut naik menjadi 4 besar. Namun tahun ini kita kembali menempati 3 besar termiskin. Sebuah antiklimaks. “Dengan seminar ini, diharapkan dapat mencari terobosan-terobosan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Lampung dan meminimalisir kemiskinan di Lampung,” ujar Andi.
Seminar dihadiri pengambil kebijakan di daerah, akademisi, LSM, dan pemerhati perekonomian, dan pemerhati ekonomi, dan insan media.
Nara sumber lainnya Hazai Fauzi, dari Biro Ekonomi, Kepala Badan Pusat Statistik Lampung, Yeane Irmaningrum. Juga tampil dari sisi akademisi, Asrian Hendi Caya (pengamat ekonomi Unila)