Menggagas Transportasi Air untuk Ketahanan Ekonomi Lampung

Posted by : Admin  Sabtu, 26 November 2016  View:1858

Menggagas Transportasi Air untuk Ketahanan Ekonomi Lampung

Perlu adanya sinergisitas dan pembagian kewenangan yang jelas antara pusat dan daerah, disamping kesiapan infrastruktur dan perbaikan daerah tangkapan air pada hulu sungai.

Hal itu diungkapkan Taufik Hidayat, Ketua Bapeda Lampung, pada diskusi yang merupakan hasil kerjasama Anggota DPD RI, Dr. H. Andi Surya bersama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umitra, serta Kadin Lampung ini mengangkat topik “Tol Sungai, Menggagas Transportasi Air untuk Ketahanan Ekonomi Lampung”, Jumat (25/11/2016)

Di samping Taufik Hidayat, ikut tampil sebagai panelis  Rektor Itera Prof. Ofyar Z Tamin, Ginta Wiryasenjaya dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lampung, akademisi Umitra, Desmon Ikbar. Acara ini dipandu langsung oleh Dr. H. Andi Surya.

Ketua I Dewan Riset Lampung, Ofyar juga mengungkapkan salah satu masalah aksebilitas, mobilitas dengan adanya wacana tol sungai akan sangat tinggi di lintas timur, tetapi di bagian lain menurun.

Rektor Itera ini juga menyoroti permasalahan  disparitas antarwilayah. “Munculnya program – program pembangunan prioritas di satu sisi memberikan manfaat bagi percepatan pembangunan wilayah, namun disisi lain juga berdampak pada semakin lebarnya ketimbangan antar wilayah terutama pada wilayah non prioritas.  Untuk membuka keterisolasian antar wilayah tersebut, perlu dibangun infrastruktur jalan melalui jalur darat dan laut. Pembangunan akses tersebut bisa dilakukan dengan membentuk jaringan konektivitas ke/dari lokasi prioritas (lokpri), untuk membangun wilayah ,” ujar nya.

Sementara itu akademisi Umitra, Desmon Ikbar mengungkapkan implikiasi ekonomi dari adanya tol sungai kelak, ketersediaan barang, stabilitas harga, harga barang murah, dan spesialisasi  antarwilayah.

Menurut Kepala SMPI Umitra ini implikasi yang lain adalah: kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, tumbuh ekonomi baru, terbukanaya daerah terisolir, mendorong investasi, pertumbuhan PAD dan mengurangi beban jalan raya.

Ginta pembicara lain memaparkan untuk pembangunan kawasan terintegrasi harus melibatkan penduduk lokal. “Penduduk lokal akan dilibatkan dalam pelatihan oleh kementerian terkait, agar menjadi SDM yang tangguh,” ujar entreprenuership ini.