BANDAR LAMPUNG -- Setiap yang dilihat oleh mata pasti bisa dikerjakan dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh. Falsafah hidup seperti ini yang mendorong sosok Dimas Prayoga concern untuk memilih cita-citanya ke depan sebagai seorang sarjana yang ahli di bidang kesehatan masyarakat.
Alumni SMANegeri 3 Bandar Lampung ini, mengambil program studi Kesehatan Masyarakat karena menurutnya ilmu yang dipelajari sangat lengkap dan fleksibel. “Ilmu nya tidak terlalu ke ilmu pasti seperti fisika, kimia, dan biologi sebagai nya. tapi disana saya juga mendapat ilmu tentang bersosialisasi serta cara cara komunikasi yang efektif untuk diapilikasikan kepada masyarakat baik secara personal maupun komunitas,” tutur Dimas yang tinggal di Jalan Charil Anwar No.56 Durian Payung Tanjung Karang Pusat.
Mahasiswa semester kelima ini sangat suka berbaur dengan masyarakat, alasan lain kenapa ia menjadi mahasiswa kesehatan masyarakat. Meski, menurutnya mungkin ada beberapa orang yang masih belum tahu dengan program studi yang ia ambil, karena rata-rata masyarakat maupun anak anak yang baru lulus dari sekolah menengah atas lebih familiar dengan jurusan keperawatan, analisis kesehatan, fisoterapi, apalagi kedokteran. “Padahal kalau lebih di pahami lebih dalam kesmas itu tidak kalah menarik dengan jurusan beberapa diatas,kalo di Fakultas Kedokteran ada spesialis jantung, anak dan beberapa lainya. Di kesmas juga ada lho spesialisnya tapi kalau di kesmas namanya ilmu peminatan, diantaranya ada, epidemiologi, promosi kesehatan, keselamatan dan kesehatan kerja, administrasi rumah sakit, administrasi asuransi kesehatan, kesehatan lingkungan, dan biostastik dan kependudukan,” ujar sosok yang hobi travelling dan membaca ini.
Dimata pria kelahiran Bandar Lampung, 15 Desember 1995 prospek kerja alumni kesehatan masyarakat nya juga tidak kalah menarik, dari pengalamannya dan ia melihat dari banyak profesi dosen dosennya basik dari kesehatan masyarakat bisa jadi kepala dinas kesehatan, kepala rumah sakit, kepala puskesmas, direktur asuransi dan menjadi dosen handal.
Ia punya alasan tersendiri mengapa mengambil ilmu peminatan epidemiologi. “Epidemi itu wabah, logi itu ilmu, tapi bukan berarti jurusan yang mempelajari ilmu tentang wabah atau penyakit aja, disini juga diajarkan ilmu tentang cara cara pola kesehatan dalam masyarakat untuk selalu hidup sehat, karena semboyannya menteri kesehatan Indonesia adalah mencegah itu lebih baik daripada mengobati, kita disini diajarkan bagaimana menjadi seeorang pengkonsep, bagaimana mengkonsep program kesehatan di indonesia, merencanakan, mengorganisasikan suatu SDM , melaksanakan, mengumpulkan data penyakit, menganalisis data, kemudian di interprestasikan menjadi sebuah data akurat dan konkrit yang siap dijadikan sebuah sistem kesehatan yang didistribusikan dan disebarluaskan informasi tersebut kepada pihak intern maupun ekstern yang membutuhkan nya,” terang Dimas.
Dimas aktivis Himakes, BEM dan PAMI Lampung ini, memilih Program studi Kesehatan Masyarakat di Perguruan Tinggi Mitra Lampung, karena menurutnya lokasi kampus nyang strategis, kemudian fasilitas ruang kuliah yang nyaman, pelayanan akademik yang baik, dosen dosen yang berkualitas dan penuh dengan pengalaman pengalaman nya yang sangat luar biasa, sehingga mudah ditangkap apa yang disampaikan para dosen. “Lagi pula, prodi ini mendapat akreditasi B dari Ban PT jadi cukup bergengsi dengan kampus kampus lain dan yang pasti di sini biaya cukup terjangkau dan tersedia banyak beasiswa bagi mahasiswa berprestasi,” tutur penerima salah satu bea siswa di kampusnya ini.